Dan kini, dengan izin Allah, si hafidz cilik ini kembali mengejutkan sekaligus mengharukan publik tanah air, dengan prestasinya yang gemilang menjadi hafidz termuda sekaligus berhasil menjuarai perlombaan tingkat dunia, pada Musabaqah Hizfil Qur'an (MHQ) Internasional di Mesir beberapa waktu lalu (12/04/2016).
Sosok Ibu dan Ayah dibalik Keberhasilan Hafidz Cilik Musa |
Dibalik keberhasilan sang putra dalam menghafalkan Al-Qur’an, ada sosok yang memiliki peran sangat penting yaitu Ibunda Musa. Keseharianya mengenakan cadar dan secara totalitas mendidik Musa dirumah.
Menurut ayah Musa, Ibunda Musa merupakan sosok yang sangat sederhana dan sangat kuat, waktu tidurnya sangat sedikit, bahkan hampir seperti tidak pernah tidur baik siang maupun malam.
Lebih lanjut, Ayah Musa menuturkan bahwa Ibunda Musa mengatur pekerjaannya dan mengajar Musa. Hanya berhenti dan beristirahat apabila sakit, itupun sakit yang sangat besar. Pernah suatu saat Ibunda Musa istirahat setelah tubuhnya demam tinggi yang mengaruskan dirinya harus istirahat total.
Berikut ini rangkain jadwal yang dibuat oleh Sang Ibunda Musa yang secara Istiqomah dilakukan tiap harinya:
- Jam 02.30 pagi sudah bangun kemudian wudhu dan langsung muroja’ah di depan Abinya sampai jam 04.00 pagi.
- Kemudian menambah hafalan barunya dan menyetorkannya sampai Adzan Subuh berkumandang. Kemudian di stop untuk sholat.
- Selesai sholat langsung tambah hafalan dan stok sampai jam 07.30 pagi, kemudian istirahat (sarapan, minum dan main) sampai jam 8.30.
- Kemudian muroja’ah sampai jam 10.00 atau 10.30 memperhatikan maju mundurnya waktu sholat.
- Jam 10.00 atau 10.30 wajib tidur sampai Adzan Dzuhur berkumandang, kemudian ke masjid.
- Setelah sholat, tambah hafalan baru dan stok sampai jam 13.30 siang, kemudian istirahat dan makan siang sampai jam 14.00 siang. Kemudian muroja’ah sampai Ashar.
- Setelah Ashar, tambah hafalan baru dan muroja’ah sampai jam 17.00 sore.
- Kemudian main sebentar dan umumnya menyiapkan untuk pergi ke mesjid sholat Maghrib
- Setelah Maghrib muroja’ah sampai Isya’ dan makan malamnya setelah sholat Isya’, terkadang muroja’ah sampai mendekati waktu Isya dan langsung makan malam, (baru sholat Isya’ -red).
- Setelah sholat Isya’ harus tidur.
- Tiap 4 atau 5 hari dia libur. Pada hari libur tersebut, Musa full bermain.
Semoga apa yang dilakukan kedua orang-tua Musa bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi orang-tua anak-anak di seluruh Indonesia untuk lebih perhatian terhadap pendidikan sang buah hati, utamanya dalam masalah pendidikan agama. (islamedia/facebook)
[Editor: ES/BuletinIslami]
0 Komentar untuk "Inilah Sosok Orang Tua dari Hafidz Cilik Musa yang Menjuarai Lomba MHQ Internasional 2016 di Mesir"